Awal saya masuk ke
sekolah yang berada di kawasan Perkotaan ini agar saya bisa mendapatkan ilmu
yang bermanfaat.Mengapa di perkotaan ada sebuah kampung?Mungkin jawaban nya
karena nama dari sebuah sekolah ini juga penjara batin.Ya, karena nama sekolah
ini adalah MAN Darussalam yang berarti Madrasah Aliyah Negeri Darussalam.Arti
dari nama Darussalam itu sendiri adalah Kampung Keselamatan yang di ambil dari
sebuah asrama yang terdapat di sebuah Pesantren yang terkenal di Indonesia,
yaitu Pesantren Gontor yang berada di daerah Jawa Timur.Saya sekolah di sini
adalah untuk mendalami ilmu Akhirat yang dimaksudkan ialah agama.Karna dorongan
dan motivasi oleh kedua orang tua saya untuk bersekolah sambil menuntut ilmu
keagamaan…Kesan saya selama mesantren di Darussalam ini terbilang banyak, juga
suka duka selama mesantren yang pertama kali saya rasakan ini.Di antaranya
yaitu, saya mendapatkan kawan-kawan yang menurut saya kurang menyenangkan saya,
karena menurut saya mereka egois.Juga banyak kejadian yang menjadikan saya
tidak betah mesantren disini,yakni kehilangan barang barang berharga , sampai
dengan rasa cinta yang berujung duka yang saya alami baru pertama kali.Mungkin
itu sebagian dari duka saya selama mesantren di sini hingga sekarang.Untuk
kesan nya mungkin hanya satu, yaitu mendapatkan pengalaman berorganisasi di
sekolah ini, yakni menjadi seorang pengurus osis.Ternyata untuk mengompakan
sekelompok orang itu susah sangat, karna banyak yang acuh tak acuh untuk menjalaninya…..Pesan
saya untuk sekolah ini adalah Semakin Berjaya, Amien.
Irfan Nugraha
Selasa, 29 November 2011
Harapan dan Cita – Cita....
Nama saya Irfan Nugraha asal dari Parigi, Ciamis Selatan, Jawa Barat.Besar
harapan saya untuk mencapai tujuan dari kehidupan, diantaranya yaitu cita
cita……….Sejak kecil, saya tertarik oleh sesuatu yang sekiranya bisa
membanggakan keluarga saya.Waktu dulu, saya mempunyai cita – cita yaitu menjadi
seorang Tentara.Entah kenapa, bagi saya menjadi seorang tentara mungkin
terlihat bijak dalam mengambil keputusan, disiplin dalam segala hal, juga
terlihat gagah di mata banyak orang.Menjadi seorang tentara menurut saya adalah
kebanggaan tersendiri, mati di medan pertempuran adalah jihad fisabilillah bagi
saya untuk membela agama dan tanah air.Rela berkorban demi membela sesuatu yang
benar juga adalah sebagaian dari beberapa faktor saya untuk menjadi seorang
tentara.Namun, yang terpenting bagi saya adalah membahagiakan orang tua saya
yaitu dengan cara berbakti kepada mereka yang t’lah membesarkan saya hingga
sekarang.Mereka memang sangat sayang kepada saya begitu pula saya.Jadi selain
menjadi tentara, saya ingin menjadi anak yang soleh dan berbakti kepada orang
tua.Maka dari itu, saya di sekolahkan di MAN Darussalam Ciamis untuk mencari
ilmu agama.Karna saya rasa, saya belum pantas untuk menjadi anak yang soleh dan
berbakti kepada orang tua saya.Mungkin, dengan masuknya saya ke sekolah ini
saya dapat membanggakan kedua orang tua saya, Amien………
Besar harapan saya untuk berusaha berikhtiar untuk menggapai harapan
dan cita – cita saya……………
Bagaimana dengan Anda ?
Sabtu, 12 November 2011
Sejarah MAN Darussalam Ciamis
Pada paruh 1929, Kyai Ahmad Fadlil (meninggal tahun 1950) ayahanda K.H. Irfan Hielmy (alm), memulai kisah pendirian Pondok Pesantren dengan sebuah mesjid dan sebuah bilik sebagai asrama. Santri yang pertama mondok adalah pemuda-pemuda setempat yang tidak saja diajarai ilmu-ilmu agama tetapi diajak mengolah sawah, bercocok tanam, dan diberi contoh bagaimana memelihara bilik dan memakmurkan mesjid. Pesantren Cidewa, sebutan untuk komunitas baru itu, dengan cepat mendapat simpati serta dukungan dari masyarakat sekitar bahkan di tahun-tahun pertama mulai dikenal luas dan Iebih banyak lagi santri yang mondok. Tanah Pondok Pesantren Darussalam Ciamis ini adalah hasil wakaf dari suami-istri Mas Astapraja dan Siti Hasanah di Kampung Kandanggajah, Desa Dewasari, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Pada tahun 1967 mulai dirintis penyelenggaraan sistem pendidikan formal dengan mengadaptasi model klasikal, dan sampai saat ini semua jenjang pendidikan dari mulai Taman Kanak-kanak (TK) atau Raudlatul Athfal (RA) telah berdiri hingga Perguruan Tinggi.
Lembaga pendidikan formal pertama yang didirikan oleh Pesantren Darussalam Ciamis adalah Raudhlatul Athfal (RA) pada tahun 1967, kemudian pada tahun 1968 berdiri Madrasah Ibtidaiyah (MI) setingkat SD, dan Madrasah Tsanawiyah (setingkat SMP) berdiri pada tahun 1969. Kemudian pada tahun 1969 berdiri Madrasah Aliyah Agama Islam Negeri (MAAIN) yang semula merupakan Madrasah Aliyah Swasta Darussalam Kabupaten Ciamis berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI No. 62 Tahun 1969 pada tangal 2 Djuli tahun 1969. Dan dalam konsideran SK Menteri Agama tersebut dinyatakan bahwa selama Anggaran Belanja Departemen Agama untuk keperluan tersebut tidak mencukupinya, maka biaya pembinaan selanjutnya dibebankan kepada Pengasuh Pesantren Darussalam Ciamis. (SK terlampir)
Dalam perjalanannya yang telah mencapai usia 41 tahun ini, MAN Darussalam Ciamis berkomitmen pada aturan yang berlaku yang kemudian dikembangkan dengan arah kebijakan madrasah serta pendayagunaan potensi tenaga edukatif, tenaga administratif serta fasilitas sarana yang ada di MAN Darussalam Ciamis. Kondisi demikian tentu akan menunjukan jati dirinya dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas. Hal ini dapat dibuktikan dengan berbagai keberhasilan yang dicapai peserta didik.
Demikian pula sebagai arah timbal balik hubungan madrasah dengan masyarakat, MAN Darussalam Ciamis telah menunjukkan perhatian serta kepercayaan masyarakat yang semakin positif. Hal ini pun dapat dibuktikan dengan peminat siswa dari tahun ke tahun yang terus meningkat sehingga dalam penerimaan siswa baru diadakan seleksi melalui batasan nilai (hasil Ujian Nasional dan tes khusus).
Kendatipun demikian, sebagai suatu proses usaha pendidikan yang menghadapi berbagai heteroginitas dalam komponen-komponennya, maka tidak menutup mata terhadap berbagai kekurangan yang perlu disempurnakan. Oleh karena itu dalam mengoperasionalkan usaha pendidikan pada MAN Darussalam Ciamis, secara berkesinambungan pimpinan madrasah serta seluruh mitra kerjanya senantiasa berfikir inovatif dan prosfektif menuju pendidikan yang bermutu.
Dalam perjalannya sampai sekarang, Alhamdulillah MAN Darussalam Ciamis telah mampu melengkapi dirinya dengan sarana dan prasarana yang tidak kalah dari sekolah lainnya, demi mendukung pengembangan keilmuan yang diharapkan seluruh pihak, misalnya laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mencakup Laboratorium Fisika, Kimia, dan Bilogi. Selain itu dilengkapi pula dengan Laboratorium Bahasa dan Laboratorium Komputer.
Demikian pula dengan unsur pendidiknya, MAN Darussalam Ciamis terus berusaha menjalin kerjasama baik dengan sesama pendidik dalam negeri maupun dengan para pendidik dari mancanegara, khususnya dari Asia dan Amerika, juga para siswanya pernah diikutsertakan dalam program pertemuan pelajar ke Jepang, dan guru ke Amerika Serikat (AS).
Disamping itu, MAN Darussalam Ciamis tetap berpegang teguh pada prinsip utama yaitu mencetak manusia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) tanpa melupakan keimanan dan ketaqwaan (Imtak). Kegiatan keagamaan sesuai ciri Madrasah terus dikembangkan sehingga cita-cita tersebut bisa tercapai.
Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di MAN Darussalam Ciamis dapat tercapai apabila proses pembelajaran mampu membentuk pola prilaku peserta didik sesuai dengan tujuan pendidikan, serta dapat dievaluasi melalui pengukuran dengan menggunakan tes dan non tes. Proses pembelajaran akan efektif apabila dilakukan melalui persiapan yang matang dan terencana dengan baik supaya dapat memenuhi.
Adapun para Kepala yang pernah memimpin/bertugas di MAN Darussalam Ciamis adalah sebagai berikut:
1) KH. Ibrahim Ahmad (1969 – 1994)
2) Drs. H. Wahyudin, M. Pd. (1994 – 2004)
3) Dra. Hj. Eulis Fadilah Jauhar Nafisah, M. Pd. I (2004 – 2010)
4) Drs. Tatang Ibrahim, M. Pd (2010 – sekarang)
Langganan:
Postingan (Atom)